Travel Writer Indonesia - Biosite Kopi Bondowoso adalah sebutan untuk Kopi Arabika (Java Coffee) dari perkebunan PTPN XII dan perkebunan rakyat yang terletak di daerah pegunungan Ijen-Raung di Kecamatan Ijen dan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso. Letak Geografis dari Biosite Kopi Bondowoso berada pada koordinat 113°59'59.36"E/7°57'26.73"S. Kabupaten Bondowoso merupakan sentra produksi Kopi Arabika terluas di Jawa Timur. Sebanyak 60% Kopi arabika di Jawa Timur dihasilkan dari pegunungan Ijen – Raung. Luas areal Kopi Arabika Bondowoso Tahun 2015 adalah sebesar 7.054 Ha. Perkebunan Kopi Bondowoso terletak di ketinggian antara 1100-1550 mdpl dan kawasan ini merupakan bagian dari Pegunungan Ijen yang terdiri dari batuan Pyroxeen Andesit, Bazalt, dan sedikit Horblende.
“60 persen kopi arabika di Jawa Timur dihasilkan dari pegunungan Ijen-Raung dengan luas lahan saat ini 68,73 hektare,” katanya saat peluncuran Platform Kemitraan Sosial Socio Forest bersama Perum Perhutani, Kementerian BUMN dan KLHK di Kampung Kopi Kluncing, Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jumat.
Dalam tiga alam tiga tahun terakhir, lanjut Khofifah, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada tahun 2020-2021 di Jawa Timur menjadi provinsi dengan nilai ekspor kopi terbesar ketiga nasional setelah Lampung dan Sumatera Utara.
Nilai ekspor pada tahun 2020 sebesar 103,4 juta dolar AS dan pada tahun 2021 sebesar 133 juta dolar AS. Pada Oktober 2022, kinerja ekspor kopi dari Jawa Timur berhasil mencapai 81.495.107 kilogram atau dengan nilai ekspor mencapai 186,22 juta dolar AS.
Menurut Khofifah, pada November 2022 kopi agroforestri Jawa Timur dengan merek Javeast Coffee melalui hasil komunal branding berhasil di ekspor secara perdana ke negara Mesir, secara bertahap hingga 200 ton dengan total nilai ekspor lebih dari Rp6,2 miliar.
“Dalam lawatan kami ke Mesir pada November 2022, kopi Jawa Timur mampu mencatat kontrak ekspor untuk tahun 2023 sebesar 6 juta dolar AS. Communal branding juga menjadi pintu pembuka pasar ekspor yang harus ditumbuhkan,” katanya.
Menurut Khofifah, kopi arabika Bondowoso merupakan satu-satunya produk kopi spesialis (kopi blue mountain) di Jawa Timur yang telah mendapatkan sertifikat perlindungan hak indikasi-geografis pada tahun 2013.
Daya Tarik Kopi Arabika Java Ijen Raung Khas Bondowoso :
1. Sejarah Penanaman
Kopi ini pertama kali ditanam di kawasan dataran tinggi Ijen dan Raung, yang sangat berhubungan dengan sejarah masuknya bibit kopi pertama kali di Indonesia. Pada 1686-1696, Mayor of Amsterdam Nicholas Witsen mengarahkan Komandan Belanda yang bertugas di Selat Malabar, untuk membawakan bahan tanam kopi dari Malabar di India ke Hindia Belanda.
Saat itu, bencana alam menggagalkan upaya introduksi bahan tanam kopi pertama tersebut. Pada tahun 1699, Henricus Zwaardecroon kembali membawa bahan tanam kopi arabika yang kedua dari Malabar. Bahan tanaman ini menjadi cikal bakal lahirnya seluruh perkebunan
kopi arabika di Hindia Belanda.
2. Memiliki Cita Rasa yang Unik
Kopi arabika java ijen raung memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi. Kualitasnya dicirikan dengan aroma yang intens, dan aroma bunga yang halus, tubuh sedang, serta rasa manis yang unik, yang tidak terlalu pahit atau terlalu astringen.
3. Kopi Berkualitas Tinggi
Perkebunan kopi arabika java ijen raung terletak di kawasan yang mengandung tanah vulkanik, dengan faktor kesuburan yang tinggi di atas ketinggian antara 900-1.500 meter di atas permukaan laut.
Wilayah ini diselimuti udara sejuk dan kering, curah hujan rata-rata 1.514 mm per tahunnya dengan 5-6 bulan kering per tahun, serta suhu yang beragam antara 15-25 derajat celsius. Hal inilah yang menjadikan kopi ini berkualitas tinggi.
4. Hanya Tumbuh di Dataran Tinggi Ijen-Raung
Kopi arabika java ijen raung diproduksi di dataran tinggi Ijen Raung yang terdiri dari Gunung Ijen dan Gunung Raung di Kecamatan Sempol, Sumberwringin, Botolinggo, Arjasa dan Cermee di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
5. Proses Produksi Secara Tradisional
Kopi arabika java ijen raung berasal dari perkebunan yang tumbuh subur di dataran tinggi Ijen Raung pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini merupakan kombinasi dari berbagai jenis kopi pilihan. Awalnya, kopi ini ditanam dengan menggabungkan jenis tanaman lain yang dipelihara secara organik.
Ceri kopi yang sudah matang dipetik menggunakan tangan dan dipilih secara cermat dengan proporsi setidaknya 95 persen ceri merah. Lalu, buah kopi ini diproses dengan cara fermentasi basah selama 12-36 jam sebelum akhirnya dijemur. Bentuk kopi arabika java ijen raung yang dijual berupa kopi hijau kering, kopi sangrai, dan kopi bubuk.
0 Komentar